02_03

Surah Al Baqarah

Ayat 3

الَّذِيْنَ يُؤْمِنُوْنَ بِالْغَيْبِ وَيُقِيْمُوْنَ الصَّلٰوةَ وَمِمَّا رَزَقْنٰهُمْ يُنْفِقُوْنَ

(yaitu) mereka yang beriman kepada yang gaib, melaksanakan salat, dan menginfakkan sebagian rezeki yang Kami berikan kepada mereka,

Penjelasan & Kandungan

Ayat ini menjelaskan kepada kita tentang beberapa karakter yang dimiliki oleh orang-orang beriman, yaitu :

1. Beriman terhadap perkara ghaib atau tetap menjaga keimanan meski mereka berada jauh dari pengawasan manusia. Tentang beberapa karakter orang bertakwa, Allah juga jelaskan lewat firman Nya di dalam surah Al Anbiyaa’, ayat 49 ;

الَّذِينَ يَخْشَوْنَ رَبَّهُمْ بِالْغَيْبِ وَهُمْ مِنَ السَّاعَةِ مُشْفِقُونَ 

“(Orang-orang bertakwa yaitu) orang-orang yang takut akan (azab) Tuhan mereka dalam ghaib, dan mereka merasa takut akan (tibanya) hari kiamat.”. (Al Anbiyaa’; 49). Dalam tafsir jalalain dinyatakan bahwa maksud dari firman Nya, “orang-orang yang takut akan (azab) Tuhan mereka dalam ghaib” adalah ;

 {الَّذِينَ يَخْشَوْنَ رَبّهمْ بِالْغَيْبِ} عَنْ النَّاس أَيْ فِي الْخَلَاء عَنْهُمْ

“Orang-orang yang tetap menjaga keimanannya meski dalam kesendirian dan berada jauh dari pengawasan manusia.”. (Tafsir Al Jalaalaini, hal. 425)

2. Menegakkan shalat

3. Mengeluarkan kewajiban mereka dari harta yang telah Allah karuniakan kepadanya

Kandungan Lainnya

1. Keimanan terhadap perkara ghaib adalah kunci yang akan memudahkan dan memuluskan langkah seorang dalam melakukan apapun aktifitas ibadah mereka. Olehnya, -wallahu a’lam- ciri pertama yang disebutkan dari rentetan ciri-ciri orang beriman adalah ; beriman kepada perkara ghaib.

2. Kewajiban menegakkan shalat, yaitu dengan melaksanakannya sebagaimana pesan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam; “Shalatlah kalian sebagaimana kalian melihatku shalat.”.

3. Ke Maha Luasan rahmat dan kasih sayang Allah kepada hamba Nya; Ia berikan rezki kepada hamba Nya, dan Ia pula yang menuntun hamba Nya tersebut untuk mengeluarkan secuil harta, berupa kewajibannya dari limpahan harta yang telah Ia karuniakan kepadanya tersebut, semata untuk nilai positif yang juga akan kembali dan dirasakan oleh hamba itu sendiri.