Surah Al Baqarah
Ayat 29
هُوَ الَّذِي خَلَقَ لَكُمْ مَا فِي الْأَرْضِ جَمِيعًا ثُمَّ اسْتَوَى إِلَى السَّمَاءِ فَسَوَّاهُنَّ سَبْعَ سَمَاوَاتٍ وَهُوَ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيمٌ
Dialah Allah, yang menjadikan segala yang ada di bumi untuk kamu dan Dia berkehendak (menciptakan) langit, lalu dijadikan-Nya tujuh langit. Dan Dia Maha Mengetahui segala sesuatu.
Penjelasan dan Kandungan
Setelah mengingatkan kita akan ke Maha Kuasaan Nya dalam menciptakan, menghidupkan dan mematikan; pada ayat ini, Ia menegaskan bahwa selain menciptakan manusia, Ia juga telah mengarunikan dunia dengan segala isinya untuk kemanfaatan manusia.
Dia telah menciptakan seluruh makhluk di muka bumi ini sebagai sarana dan fasilitas bagi manusia untuk dipergunakannya dalam seluruh urusan dan aktivitasnya. Setelah menciptakan seluruh makhluk di bumi, maka Ia naik ke atas langit dan menyempurnakan penciptaan langit tersebut menjadi tujuh lapisan langit. Dan Dia adalah Dzat Yang Maha Mengetahui segala sesuatu. Disebutkan oleh al Imam Ibnul Qayyim sebuah atsar ilaahiy dalam kitab Beliau “Tahriiqul hijrataini wa baabus sa’adataini, hal. 241) :
ابن آدم خلقتك لنفسى، وخلقت كل شيء لك
“Wahai anak Adam, Aku telah ciptakan kalian untuk Ku, dan telah Aku ciptakan segala sesuatu untukmu.”.
Mengetahui seluruh hal tersebut, maka sungguh merupakan sebuah hal mustahil jika ada seorang yang masih saja ingkar kepada Allah, Tuhan semesta alam. Dan jika ada, maka sungguh mereka itu adalah orang-orang yang telah menyimpang dari fitrah yang benar. Karena fitrah yang benar itu adalah membalas kebaikan dengan kebaikan. Allah berfirman;
هَلْ جَزَاءُ الْإِحْسَانِ إِلَّا الْإِحْسَانُ
“Adakah balasan yang lebih pantas bagi sebuah kebaikan melainkan kebaikan yang semisal ?.”. (Ar Rahman; 60)
Demikianlah diantara makna yang dapat dipetik dari ayat ini; betapa Allah adalah Dzat Yang Maha luas rahmat Nya dan Maha membagikan rahmat tersebut kepada seluruh hamba Nya, dan betapa naifnya orang-orang yang masih saja ingkar kepada Nya, dan tidak bersyukur atas limpahan nikmat tersebut.
Wallahul musta’an